Cindy Owada: “Makanan Bisa Jadi Penyembuh Untuk Badan Kita”

Pengalaman adalah guru terbaik. Itulah kira-kira yang dipelajari oleh Cindy Owada, seorang nutrition coach, lewat perjalanannya dalam mencari gaya hidup yang lebih sehat. Lewat Instagram-nya, @cindyowada, dia banyak membagikan pengalamannya serta sering memberikan nasihat-nasihat tentang nutrisi dan makanan.

minimin akhirnya bisa mengobrol dengan Cindy dan berbagi insight soal makanan, fitness, serta mindset soal dua hal tersebut. 

AWAL YANG SALAH SEBAGAI PELAJARAN BERHARGA

Berawal dari keinginan untuk punya badan kurus dan perut rata seperti Asian ideal body type, Cindy memutuskan untuk memulai perjalanan fitness-nya sejak umurnya baru menginjak 18 tahun. Instagram dan YouTube menjadi pilihannya untuk mencari tempat belajar, meskipun pada waktu itu dia mengaku susah mencari sumber belajar yang berbahasa Indonesia lantaran masih belum banyak influencers yang membahas seputar fitness dan nutrition. 

Dengan bekal seadanya, Cindy mencoba untuk rutin berolahraga dan mengatur pola makan untuk mencapai fitness goals-nya. Beberapa program yang dijalaninya terkadang tidak membuahkan hasil yang dia impikan, malah memberikan efek yo-yo pada badannya, “Sempat cobain beberapa diet yang nggak works. Works sebentar sih, tapi habis itu beratnya balik lagi dan ototnya nggak pernah jadi.” 

Meski dengan semua kesalahan dan kekurangan dalam proses belajarnya, Cindy mengaku suka mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tubuh dan nutrisi. Dia juga merasa berenergi tiap kali berolahraga. Hal ini karena dia menganggap olahraga sebagai terapi dan me time di tengah kesibukannya sekolah ataupun kuliah. Nggak hanya itu, hal yang membuatnya mau untuk terus belajar adalah karena dengan berolahraga dan mengatur pola makan, dia merasa sudah menginvestasikan hal-hal baik ke dalam tubuhnya. Dengan motivasi sebesar ini, dia memutuskan untuk tetap belajar meski harus berkali-kali menjalani unlearning-relearning process. 

SEMPAT MENGALAMI AMENOREA

Dalam obrolan hari itu, Cindy juga membeberkan ceritanya yang menjadi turning point dari perjalanannya mencari gaya hidup yang lebih sehat. Ternyata, dia sempat mengalami hilang menstruasi atau biasa disebut amenorea lantaran kebiasaannya over exercise dan makan dengan kalori yang kurang dari seharusnya. Dari situ dia merasa ada yang tidak benar dari gaya hidup yang selama ini dijalaninya, “Kalau kamu rajin olahraga tapi hilang mens, it's not healthy. Itu bukan lifestyle yang sehat. Sehat itu dimana semua badan kamu bisa berfungsi dengan baik. Sedangkan kalau aku hilang mens, berarti salah satu hormon aku nggak berfungsi dengan baik, dong?” 

Kejadian inilah yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk belajar soal nutrisi dan fitness dari sumber yang lebih kredibel sekaligus mengambil beberapa sertifikasi. Terhitung sejak pandemi, dia sudah mendapatkan 2 lisensi untuk mengajar, yaitu certified nutrition coach dari Precision Nutrition dan certified fitness trainer dari APKI. Saat ini, Cindy juga sedang menjalani proses untuk sertifikasi untuk Spesialis Hormon dan Gut Health dari Nutritional Coaching Institute. 

MINDSET SOAL BUGAR DAN MAKANAN JADI BERUBAH

Semua perjalanan yang menempatkan Cindy ke dalam banyak sekali unlearning-relearning processes berhasil membuat mindset-nya berubah soal banyak hal, terutama soal nutrisi dan fitness. Dia, yang awalnya punya pandangan sempit soal olahraga, akhirnya menyadari bahwa olahraga ternyata lebih dari sekadar membakar kalori dan memilih untuk menggunakannya sebagai means untuk sehat. Bagi Cindy, olahraga juga bisa memberi dampak yang baik untuk orang-orang di sekitarnya, “Ini semua kayak berhubungan, ya: kalau aku berolahraga, hormonku seperti endorfin dan serotonin akan naik dan aku juga akan lebih happy. Kalau happy, kerja juga jadi enak dan jadi bisa kasih impact dan kesan bahwa aku punya energi yang baik ke orang lain.”

Sedangkan mindset soal segi nutrisi, Cindy jadi melihat makanan bukan sebagai sesuatu yang bisa dipolarisasi: baik dan buruk, bersih dan tidak bersih, atau kalori tinggi adalah makanan yang buruk dan kalori rendah bagus karena membuat berat badan kita turun. Sebaliknya, dia jadi punya pemikiran bahwa makanan bisa jadi penyembuh untuk badan kita, “Dulu ketika aku sedang amenorea, aku menggunakan makanan untuk mengembalikan lagi siklus menstruasi dan hormonku.” 

Dia juga menambahkan bahwa makanan juga bisa memberikan rasa senang untuk jiwa kita. Jika memang makanan yang membuat kita senang merupakan makanan yang processed seperti bakmi dan kwetiau, Cindy mengatakan hal itu sama sekali tidak salah, asalkan kita tahu cara mengimbanginya sehingga kita tetap bisa mencapai fitness goals kita. 

Dia menegaskan bahwa intinya semua hal yang dia jalani dan tuju merupakan sebuah progres untuk dia menjadi pribadi yang lebih baik secara fisik dan mental, “Aku merasa it’s always been a progress yang bikin kita nantinya naik level juga karena memang fitness dan emosi sama kesehatan mental yang stabil bukan semata-mata endgame aku.” 

“AKU INGIN BERKONTRIBUSI KE ORANG-ORANG DI SEKITARKU YANG PUNYA CERITA DAN MASALAH YANG SAMA”

Saat minimin tanya soal motivasinya menjadi seorang nutrition coach, Cindy menjawab dengan gamblang, “Setiap dari kita pasti ingin berguna buat orang lain dan karena passion aku di dunia olahraga dan nutrition.” Dia juga menambahkan bahwa segala hal yang dia terapkan untuk dirinya sudah memberikan manfaat yang besar sehingga dia ingin membagikannya kepada mereka yang punya cerita dan masalah yang sama dengan dirinya yang dulu. 

Awalnya memang dia sudah seringkali membagikan cerita dan tips olahraga serta pola makan karena nggak sedikit orang-orang terdekatnya yang salah kaprah ketika berusaha menurunkan berat badan. Banyak yang hanya sekadar mengurangi makan dan mengecilkan kalori yang mereka konsumi. Dari situlah akhirnya dia memutuskan untuk terus belajar dan menjadi nutrition coach untuk membantu mereka yang punya cerita dan masalah seperti dia di masa lalu, “Aku memutuskan untuk memperdalam pengetahuanku lagi. Aku nggak bisa bantu orang lain lewat pengalaman saja, tapi harus dibantu dengan science.”

“Tapi yang aku kerjakan sekarang beda dengan nutritionist, ya. Certified nutritionist boleh mengatur meal plan dan memberi guidance soal apa yang boleh dimakan berdasarkan kesehatan seseorang. Sedangkan, aku belum bisa kasih meal plan dan masih harus ambil sertifikasi lagi,” tambahnya. 

MENCAPAI FITNESS GOALS LEWAT MAKANAN SEHAT BERNUTRISI

Cindy akan menjadi pengisi webinar miniletics Beyond the Limit “Deep Talk: Apa itu Makanan Sehat Bernutrisi?” yang diadakan tanggal 20 Maret 2022 pukul 18.00-19.00 WIB. Untuk kelasnya nanti, Cindy berharap minimates bisa mendapatkan pengetahuan baru soal mengatur nafsu makan lewat makanan sehat bernutrisi. Dia juga mau minimates belajar bahwa kita nggak perlu takut dengan makanan dan akan memberikan beberapa tips mencapai fitness goals kita tanpa harus terlalu menahan makan makanan yang kita suka. 

Nah, gimana minimates? menarik, kan? Jangan lupa untuk registrasi, ya!