Biar Nggak Salah Langkah, Cek 3 Mitos Seputar Defisit Kalori Ini!
by Support Miniletics on Mar 18, 2022
Buat minimates yang sering search di Google soal cara menurunkan berat badan, istilah ‘defisit kalori’ pasti sering banget berseliweran di berbagai artikel yang muncul. Memang sih, defisit kalori merupakan landasan dari banyak sekali diet yang bermunculan. Eh tapi, bagaimana sih konsep defisit kalori yang sebenarnya?
Melansir dari healthline.com, kalori merupakan unit energi yang kamu dapat dari makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Terus, ketika kamu mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang kamu bakar, itu artinya kamu mencapai defisit kalori.
Dengan banyaknya informasi yang beredar di internet, semakin banyak pula mitos-mitos yang bertebaran soal nutrisi, terutama mitos soal defisit kalori.
Mitos No. 1: Defisit kalori adalah cara satu-satunya menurunkan berat badan.
Faktanya: Secara umum, cara yang paling dasar untuk menurunkan berat badan memang dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dan meningkatkan level aktivitas kita. Namun, setiap orang memiliki tingkat metabolisme basal (BMR) yang berbeda.
BMR sendiri berfungsi untuk menunjukkan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi dasar, seperti duduk, berjalan, dan bernapas. BMR individu bervariasi berdasarkan beberapa faktor termasuk usia, jenis kelamin, tinggi, dan berat badan. Hal ini membuat sulit untuk menghitung defisit kalori yang sehat tanpa bimbingan dari seorang ahli.
Tips: Karena defisit kalori merupakan aspek penting dalam program penurunan berat badan, menyesuaikan rencana diet dengan BMR dan gaya hidup kamu itu sangat penting.
Photo by Douglas Fehr on Unsplash
Mitos No. 2: Mengurangi asupan kalori itu langkah yang menyehatkan.
Faktanya: Menurunkan berat badan secara sehat itu bukan cuma permainan angka, lho. Banyak program diet yang cuma mendorong adanya defisit kalori tanpa memberikan pengetahuan soal nutrisi yang dibutuhkan tubuh kamu untuk berfungsi secara efektif.
Misalnya nih, interpretasi langsung dari defisit kalori mungkin menunjukkan bahwa kamu bisa makan setoples kue dalam sekali duduk, dan selama dibarengi dengan high-intensity exercise untuk membakarnya. Padahal, diet kue nggak memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh kamu.
Ada banyak komponen untuk diet sehat, termasuk makronutrien, mikronutrien, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Menghilangkan salah satu dari elemen-elemen ini hanya untuk menerapkan defisit akan berakhir dengan lebih banyak kerugian daripada kebaikan untuk tubuh kamu.
Photo by Joemer Torres on Unsplash
Mitos No. 3: Siapapun bisa menerapkan defisit kalori dengan aman.
Faktanya: Membuat perubahan mendadak pada pola makan dan aktivitas kamu bisa kasih efek langsung dan jangka panjang buat sistem tubuhmu. Jadinya penting untuk memahami kebutuhan tubuhmu sebelum menerapkan rencana baru.
Menerapkan defisit kalori memang bisa terasa seperti quick fix untuk hasil yang cepat. Sayangnya, tanpa saran ahli gizi dan pemahaman soal BMR serta kebutuhan nutrisi kamu, hasilnya tentu saja nggak bertahan lama. Kemajuannya mungkin saja cuma berupa penurunan berat badan yang nggak sehat dan nggak seimbang dengan komposisi tubuh dan kebutuhan nutrisi kamu.
Intinya …
Sebelum terjun ke dalam diet apapun, penting untuk memahami bagaimana dan mengapa diet itu dilakukan, efek jangka panjangnya, dan keberlanjutannya untuk fitness goals kamu.
Memang, seringkali sulit untuk membedakan mana klaim yang benar dan mana yang salah di antara semua klaim yang ada di internet. Jangan lupa untuk tetap mengecek apa yang kamu baca dan jika bisa, tanyakan langsung pada ahlinya. Soal ini, minimates bisa lho ikut webinar miniletics “Memerangi Hoax Nutrisi: Apa itu Defisit Kalori?” bersama Kak Mochammad Rizal, seorang nutrisionis berpengalaman yang akan menjawab semua pertanyaanmu seputar nutrisi dan hoaks-hoaksnya yang selama ini beredar. Jangan lupa buat registrasi, ya!
We hope you stay healthy, happy, and well-informed, minimates!
Cover Photo by Small Giant on Unsplash